Scroll Top
Kebaktian Music - 23 Maret 2025
Cynthia 078 619 6794 - Stephen 076 284 7854
TENTANG GRII

Prakata oleh Pdt. Dr. Stephen Tong

Sesaat sebelum seorang Pendeta senior meninggal dunia, saya sempat mengunjungi dia dan bertanya kepadanya, “Pak Pendeta, setelah Engkau pergi ke manakah gerejamu ini akan pergi Setelah lama kebingungan, dia lantas menjawab, Saya sendiri tidak tahu gereja ini akan pergi ke mana.

Itukah situasi yang juga ada pada gereja Saudara? Itukah situasi yang ada pada zaman kita. Di awal abad ke-21 ini, di luar gereja kita melihat arus pemikiran yang diwarnai oleh filsafat NewAge Movement (Gerakan Zaman Baru) serta Post-modernism sedang mengancam iman Kristen. Sementara itu di dalam gereja, orang Kristen sendiri pun tidak lagi mengindahkan firman Tuhan, melainkan hanya memuaskan diri sendiri dengan menganggap acara kebaktian semata-mata sebagai suatu sarana hiburan.

Adakah orang yang meratapi keadaan anak-anak Tuhan ini sekarang? Dimanakah nabi-nabi seperti Yeremia, yang melihat malapetaka sedang menunggu kaum Israel? Dimanakah suara-suara seperti Yohanes Pembaptis yang berani menegur raja yang berdosa?

Bukankah negara kita yang disebut negara Pancasila telah menyatakan ketidakmampuannya di dalam menjalankan semua prinsip agama, baik kesucian, keadilan maupun kasih di dalam hidup bermasyarakat? Apakah fungsi gereja? Dimanakah suara kita sebagai anak-anak Tuhan? Siapakah yang mempunyai iman yang bertanggung- jawab ? Siapakah yang masih memberitakan Injil kepada sesama?

Kiranya Tuhan memberkati buku ini dan membuka pengertian kita semua untuk ikut terjun ke dalam gerakan dimana kita melihat ada jejak kaki Tuhan dan pimpinan Roh Kudus di dalamnya. Amin.

Stephen Tong

Sebelum gerakan ini

Pada pertengahan abad ke-20, dunia Kekristenan baru mengalami kelegaan sedikit dari kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan oleh Perang Dunia II. Daerah Eropa Timur sudah jatuh ke dalam komunisme. Daerah Eropa Barat dilanda sekularisme. Pengutusan misionaris mulai beralih dari daratan Eropa ke Amerika Utara. Sedangkan gereja di Amerika harus menghadapi perkembangan liberalisme yang sangat mengancam hidup Kekristenan tradisional.

Sementara itu teologi-teologi yang paling baru, misalnya: Demitologisasi berusaha menyaingi Neo-Ortodoks dari sayap Barthian untuk mengecam kepercayaan Injili. Pada saat seperti itu, gereja di Asia sedang tertidur di dalam tahap mengabaikan teologi, meskipun gerakan rohani yang pemah dikaruniakan oleh Tuhan sudah menghasilkan banyak buah khususnya di Asia Tenggara dan Cina. Akibat kebaktian-kebaktian kebangunan rohani yang dipimpin oleh John Sung, Andrew Gih, telah menimbulkan banyak buah full-timer (pekerja penuh-waktu) yang melayani Tuhan serta tim-tim penginjilan yang berkembang di sini-sana telah menggugah semangat kebangsaan di negara-negara Asia.

Namun gerakan Oikumene yang mengabaikan Ortodoksi dan melebarkan semangat toleransi untuk segala macam aliran baru, ditambah dengan gerakan Karismatik yang telah mengganti gerakan Pantekosta tradisional untuk merombak struktur pikiran gereja-gereja denominasional, maka terjadilah gelombang-gelombang awam yang tidak mengerti teologi memberanikan diri mengabarkan Injil dan mendirikan gereja-gereja tanpa Pengakuan Iman, tanpa liturgi, bahkan tanpa menghargai musik-musik yang agung yang diwariskan dari sejarah.

Tahun 70-80-an ketika kaum Injili melihat bahaya kesimpang-siuran yang terjadi di dalam Kekristenan, maka di Asia Tenggara gerakan mahasiswa mulai dibangkitkan, termasuk Gerakan Perkantas dan Campus Crusade (KKR Kampus). Namun kubu-kubu teologi, yaitu tempat-tempat pendidikan hamba Tuhan sudah tidak mempunyai kekuatan yang cukup umuk mempertahankan iman kepercayaan yang ortodoks. Inilah sebabnya terjadi gerakan mendirikan sekolah teologi di luar jalur institusi-institusi yang konvensional. Sejarah membuktikan sekolah-sekolah semacam ini kurang berbobot dalam mempertahankan teologi yang benar dan pengertian Kitab Suci yang bertanggung-jawab dan benar. Itulah sebabnya banyak hamba Tuhan lulusan sekolah-sekolah semacam ini sulit menerima tantangan zaman apalagi menantang zaman, khususnya dalam menghadapi kaum intelektual.

Di pihak lain, kebangunan agama-agama di luar Kekristenan juga menjadi suatu tantangan yang besar bagi iman Kristen. Semakin banyaknya kaum cendekiawan dalam agama-agama lain serta kesadaran mengkonsolidasi dalam kalangan kaum beriman mereka juga merupakan suatu fakta yang tidak boleh kita abaikan. Selain itu, makin meningkatnya pendidikan serta makin banyaknya pengaruh filsafat modem di negara-negara Asia telah mengakibatkan kemungkinan iman Kristen, dengan pimpinan yang kurang berbobot, akan menjadi terbelakang dan dilecehkan oleh generasi yang baru. Melihat situasi demikian, siapakah yang sudah bersiap sedia untuk menerima tantangan ini serta mengisi kebutuhan zaman pada akhir abad ke-20?

Kuantitas-kuantitas yang diperoleh melalui gerakangemkan yang beredar di kalangan rakyat jelata tidak cukup memberikan jawaban kepada tantangan zaman ini. Dengan merasa tidak puas, baik terhadap kesimpang-siuran pengajaran Kristen masa kini, serta ketidaksanggupan baik dari pihak Liberalisme maupun gerakan Kristen yang bersayap emosional untuk mewakili Kekristenan sejati, maka kami memikirkan perlunya adanya Gerakan Reformed Injili.

Gerakan ini berada di dalam gelombang transisi masyarakat agrikultural (pertanian) kepada industrial dan menuju kepada informatif. Itulab sebabnya tidak mudah diikuti oleh orang yang belum biasa dengan kedahsyatan gelombang transisi ini, apalagi Gerakan ini melawan arus yang bercokol kepada semangat yang dirintis pada abad ke-16. Gerakan ini bermotivasi membawa Kekristenan menuju abad ke-21. lnilah sebabnya tidaklah heran jika gerakan ini dinilai terlalu terbelakang atau melawan arus.

Gerakan Reformed Injili dalam sejarah

Reformasi yang terjadi pada abad ke- 16 merupakan gerakan yang unik dan tidak tertandingi karena motivasi reformasi adalah kembali kepada Kitab Suci dan mengaku segala sesuatu berdasarkan anugerah, serta hanya melalui iman dan bukan jasa manusia kaum pilihan dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan di dalam dunia ini. Gereja dipanggil bukan hanya untuk mengabarkan lnjil dan mengabarkan kebenaran, gereja juga dipanggil untuk melaksanakan mandat-budaya melalui pencerahan dari Firman Tuhan untuk mencerahkan dunia ini, dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan ke dalam segala aspek kebudayaan.

Dalam segala segi kehidupan manusia, khususnya dalam Calvinisme, sejarah telah membuktikan kontribusinya dari hidup pribadi sampai lfidup masyarakat dan pendidikan, bahkan menjadi perintis demokrasi di seluruh dunia. Pada saat pengaruh Liberalisme makin meluas dan menggerogoti iman Kristen dalam abad ke-19, teolog-teolog Reformed dengan gigih berdiri di front (garis depan yang paling depan untuk melawan ajaran-ajaran yang tidak setia kepada Kitab Suci. Sehingga baik di Eropa maupun di Amerika, buku-buku yang paling berbobot memerangi ajaran-ajaran yang liberal kebanyakan adalah hasil dari tangan-tangan teolog Reformed. Semangat teologi Reformed inilah yang telah memelihara Kekristenan dari segala penyelewengan dan perselingkuhan gereja sebagai mempelai perempuan Kristus yang tidak setia kepada Tuhan.

Tokoh-tokoh seperti Abraham Kuyper, Herman Bavinck, Hendrik Kramer di Belanda dan Charles Hodge, Archibald Hodge, B.B. Warfield. Gresham Machen, Cornelius Van Til, John Murray, dsb. telah membuktikan semangat mereka yang tanpa berkompromi yang diturunkan dari Johannes Calvin. Penemuan common grace (anugerah umum) dan keunikan pengertian wahyu umum telah menjadi keunggulan dan ciri khas Reformed Injili dalam menangani masalah-masalah kebudayaan serta memberi pencerahan dan bimbingan kepada segala penemuan ilmiah yang paling modem, juga perubahan arus pikiran sampai pada zaman New Age dan Postmodern. Tidak ada seorang pun bisa mengabaikan apa yang telah dikerjakan oleh teologi Reformed sepanjang sejarah. Teologi Reformed mempakan salah satu teologi yang paling bertahan uji dan paling unggul untuk memimpin orang Kristen melalui peperangan iman dan memberi petunjuk untuk hari depan umat manusia.

Panggilan Gerakan Reformed Injili

Bukankah banyak pimpinan gereja yang pernah dididik di sekolah teologi Reformed di Amerika, Belanda, dan tempat-ternpat lain yang sudah berada di ladang pelayanan di Indonesia? Bukankah mereka yang seharusnya membawa gereja kernbali kepada semangat reformed serta membangkitkan kesadaran orang Kristen untuk memelihara iman kepercayaan yang diturunnkan kepada kita dan berperang di dalam dunia yang penuh dengan arus pikiran yang sangat berlawanan dengan Kitab Suci?

Setelah menanti kira-kira 20 tahun saya merasa sudah tidak boleh menunggu lagi, meskipun sejak tahun 1964 saya telah memutuskan untuk mengajar doktrin Reformed di sekolah teologi yang saya layani dan membentuk pikiran Reformed bagi para mahasiswa, namun panggilan ini baru menjadi jelas dan mendesak setelah saya mendapat penyakit Hepatitis B pada tahun 1984.

Hidup adalah sementara. Meskipun saya sudah melayani selama 27 tahun, namun melalui pengertian penyakit lever semacam itu, saya merasa mungkin 15-20 tahun untuk bertahan dalam dunia ini. Maka dengan segera saya tidak menanti orang lain dan berdoa dengan sungguh-sungguh saya menyerahkan diri sekali lagi untuk menegakkan Gerakan Reformed Injili di Indonesia. Saya minta kepada Tuhan supaya di dalam 15 tahun sebelum menjelang abad ke-21 sudah didirikan satu kelompok generasi muda yang memahami dan menyadari pentingnya gerakan Reformed lnjili serta rela menverahkan diri untuk mengabdi dan berkorban di dalam zaman ini.

Tanggapan terhadap panggilan ini telah mendapat restu dari Tuhan sehingga tahun 1984 mulailah langkah pertama, yaitu dengan berani mengadakan Seminar Pembinaan iman Kristen (SPIK) untuk memelopori doktrin Reformed. Di luar dugaan para hadirin rnakin lama makin banyak dan dengan antusiasme yang sangat tinggi, menerima doktrin Reformed yang diajarkan.

Gerakan SPIK yang dimulai dari 1984 telah menjadi gerakan yang tidak layu hingga sekarang, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Mereka yang disadarkan mengambil keputusan mltuk mempelajari doktrin Reformed lebih lanjut. Maka langkah kedua dalam panggilan ini adalab didirikannya Sekolah Teologi Reformed Injili bagi kaum awam pada tahun 1986.

Apakah isi Gerakan Reformed Injili

Gerakan ini meliputi dua aspek. Aspek pertama, mengembalikan pengertian teologi berdasarkan wahyu Tuhan dalam Kitab Suci yang dipelopori oleh para Reformator, khususnya sayap Calvinisme dan penerusnya sampai sekarang. Dengan teologi yang ketat ini, yang berasal dari makna-makna yang tersimpan dalam Kitab Suci, maka teologi inilah yang akan membekali dan memperkuat iman orang Kristen dalam menghadapi tantangan segala zaman. Sedangkan aspek kedua adalah mengobarkan semangat penginjilan dan memobilisasi orang Kristen langsung memberitakan Injil yang adalah kabar baik untuk umat manusia, memperkenalkan kuasa keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Kristus untuk pengampunan dosa dan perdamaian manusia dengan Tuhan Allah sehingga menciptakan hidup barn yang memuliakan Tuhan, bersaksi bagi Kristus, dan mengabarkan Injil. Maka gerakan ini membawa gereja berakar dalam Firman Tuhan dan berbuah dalam dunia ini.

Apakah yang disebut Gerakan Reformed Injili

Gerakan berbeda dengan organisasi. Ia merupakan semacam api dan semangat spiritual yang berkobar dan membakar sekelompok orang sehingga menjadi suatu daya pengaruh terhadap pribadi-pribadi lain untuk melihat, mengakui, melangsungkan dan melaksanakan suatu tugas yang penting untuk mengubah sejarah. Gerakan sejarah yang bermutu selalu memiliki teori yang konsisten, strategi yang lincah, pengabdian yang tuntas dan pengikut yang setia serta pengaruh yang abadi, baik dalam bidang sekular maupun rohani, unsur-unsur di atas bisa dilihat dengan jelas. Oleh karena itu Gerakan Reformed Injili juga harus minta Tuhan memberikan pertolongan dan berkat dalam hal-hal yang penting. Kami percaya bahwa motivasi mengadakan gerakan ini adalah murni berdasarkan panggilan Tuhan dan kebutuhan zaman serta berlangsungnya hidup iman sebagai orang Kristen dalam sejarah. Maka dengan jelas kami melihat Tuhan melimpahkan berkatNya baik dalam penyertaan maupun pengurapan, khususnya membangkitkan pribadi-pribadi yang dikobarkan oleh api Roh Kudus. Soli Deo Gloria (Segala Kemuliaan hanya bagi Allah).

Apakah Keunikan Gerakan ini ?

Gerakan Reformed Iniili berbeda dengan gereja dan denominasi Reformed Injili. Gerakan Reformed Injili boleh menjadi dorongan bagi setiap denominasi dan boleh menjadi milik bagi setiap gereja yang bukan Reformed, sehingga gereja-gereja dibangunkan dan diarahkan kepada teologi yang benar dan semangat Injili yang benar. Namun Gerakan Reformed Injili tidak meniadakan kemungkinan hamba-hamba Tuhan yang berteologi Reformed lnjili boleh mendirikan gereja Reformed Injili sebagai salah satu wadah dalam Kerajaan Tuhan, yang mendampingi gereja-gereja lain untuk melaksanakan tugasnya sebagai tubuh Kristus.

Bagaimanakah Permulaan Gerakan ini ?

Langkah-langkah Gerakan ini telah dipimpin oleh Tuhan melalui ketaatan hamba-hambaNya. Maka kami merencanakan (Untuk Teologi Reformed) pertama, membentuk massa sebanyak mungkin yang menyadari dan mengalami pengajaran Reformed Injili. Ini dalam bentuk SPIK. Kedua, menyaring dan memperoleh sekelompok kaum awam yang menuntut dan belajar secara sistematis dan konsisten di dalam teologi Reformed. lni dalam bentuk STRI. Ketiga. mendirikan perpustakaan yang menyediakan buku-buku bermutu untuk mengisi kebutuhan orang-orang yang lebih mengejar kebenaran serta meyakini bahwa gerakan ini bersifat universal dan berpengaruh dalam sejarah. Keempat, mendirikan sekolah teologi, Institut, demi mempersiapkan tenaga full-timer (penuh waktu) bagi generasi yang akan datang. Kelima, dengan teologi yang benar mendirikan gereja dan pos-pos Injil untuk menjadi wadah hamba-hamba Tuhan boleh dengan berani mengajar teologi Reformed dan menggembalakan kaum pilihan Tuhan. Keenam, menerjemahkan dan mencetak buku-buku teologi Reformed.

Sedangkan dalam aspek penginjilan, pertama kami mengadakan penginjilan secara massal dan langsung menghadapi kebutuhan masyarakat serta mengajar manusia bertobat dan menjadi orang Kristen. Kedua, kami mengadakan pemuridan penginjilan untuk melatih pribadi-pribadi yang merasa terpangggil untuk melebarkan Kerajaan Tuhan melalui penginjilan pribadi. Dengan demikian memobilisasi orang Kristen untuk menjadi saluran anugerah Tuhan bagi masyarakat. Ketiga, melatih penginjil-penginjil full-timer (penuh waktu) dalam sekolah teologi untuk mempersiapkan hamba-hamba Tuhan yang berkarunia dan berbeban khusus dalam penginjilan. Keempat, menyediakan pos-pos Injil untuk menampung buah-buah penginjilan tmtuk menuju kepada hidup penggembalaan dan gereja.

Siapakah yang ada dalam Gerakan ini ?

Gerakan ini tidak dimonopoli oleh hamba-hamba Tuhan full-time (penuhh waktu), juga tidak dimonopoli oleh GRII, karena teologi Reformed dan penginjilan dalam Gerakan Reformed Injili merupakan inti internal dan aksi eksternal yang seharusnya ada pada semua gereja, maka siapapun yang adalah orang Kristen setelah mengalami peranakan pula oleh Roh Kudus dan dibaptiskan ke dalam Tuhan, berhak berbagian dalam Gerakan Reformed Injili. Jika Tuhan memimpin, maka orang-orang Kristen yang bersemangat dan berteologi semacam ini, boleh dengan bebas, atas kerelaannya sendiri, bergabung ke dalam Lembaga Reformed Injili, Institut Reformed Injili, bahkan GRII. Setiap orang yang berbagian dalam gerakan ini harus menyadari dan memahami pengakuan iman Reformed Injili serta rela bekerjasama dengan kaum Reformed Injili untuk mengembangkan gerakan ini demi memuliakan Tuhan dan memurnikan iman gereja dan mengobarkan semangat Amanat Agung sampai Kristus datang kembali.

GRII dan Gerakan Reformed Injili

GRII didirikan berdasarkan pengakuan iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berteologi Reformed, bermimbar ekspositoris, dan berjemaat mengabarkan Injil. Gereja ini sebagian dari tubuh Kristus di antara semua gerja yang ajarannya benar untuk melaksanakan tugas gereja dalam dunia ini. Anggota GRII terdiri dari: pertama, hasil penginjilan langsung yang menerima Tuhan dan dibaptiskan ke dalam GRII. Kedua, dari anggota gereja di luar negeri atau luar pulau yang pindah ke kota dimana GRII ada lalu atas permintaan dan kerelaan diri untuk menjadi anggota atestasi melalui katekisasi. Ketiga, anak-anak anggota yang dijanjikan oleh orang-tua yang rela mendidik mereka berdasarkan iman Kristen. Keempat, perpindahan anggota gereja lain yang mengikuti prosedur yang sah.

Diantara anggota GRII yang merasa pentingnya gerakan Reformed Injili serta memiliki beban panggilan Tuhan untuk terjun dalam gerakan ini, maka mereka akan diberikan kesempatan untuk mengikuti pelayanan sehingga melalui pengamatan, latihan dan penyaringan, sebagian menjadi pekerja-pekerja yang melayani lebih banyak. Pengurus terdiri dari mereka yang sudah melewati tahap pelayanan yang dianggap cukup rnatang. Setiap orang Kristen yang menyadari dan memahami Gerakan Reformed Injili seharusnya memberi pengaruh yang positif baik di dalam hidup gerejawi maupun hidup bermasyarakat dan bernegara.

Prospek Gerakan ini

Melalui kepercayaan Reformed Injili, maka kami mengharapkan rnakin banyaknya gereja kembali kepada aiaran yang benar, dan makin banyak gereja yang terjun dalam melaksanakan amanat agung. Dengan demikian, STTRII, Reformed Institute, dan STRI yang berada di kota-kota di Indonesia maupun di luar negeri, akan memikul kewaiiban untuk mendidik orang Kristen dalam pengenalan teologi Reformed serta memobilisir misi penginjilan. Sedangkan GRII berpengharapan untuk bisa membukka sebanyak mungkin MRI (Mimbar Reformed Injili) dimana-mana demi mengisi kebutuhan dan kehausan orang Kristen terhadap Firman Tuhan, teologi reformed & latihan penginjilan. Kami mengharapkan teologi yang benar menjadi kunci pencerahan bagi kebudayaan dan hidup di dalam dunia ini, serta melalui penginjilan, membawa bangsa kita kembali kepada Tuhan. Karena Tuhan berkata. “Kamulah terang dunia, kamulah garam dunia.” Dalam abad ke-21 yang sudah ditandai dengan gerakan massa yang bersemangat New Age, serta gerakan kebudayaan yang berfilsafatkan Postmodern, mari kita mengumandangkan cahaya Firman Tuhan bagaikan mercusuar yang membawa semua yang tersesat kernbali kepada pangkuan Tuhan yang kekal.

SUMBER

Diambil dari buklet yang berjudul “Gerakan Reformed Injili −Apa? & Mengapa?” oleh Stephen Tong, yang diterbitkan tahun 1999 dalam rangka Dasawarsa Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) oleh Penerbit Momentum.

Logo-Website-Retina_White_Footer

Kegiatan rutin setiap Minggu

14:00 Pemahaman Alkitab
16:00 Kebaktian Minggu  Sekolah Minggu
 

Kegiatan rutin setiap Kamis

21:00 Persekutuan Doa
 

Kegiatan setiap Sabtu ke 3 setiap bulan

16:00 Persekutuan Wilayah di Bern & Zürich
 

Kegiatan setiap Minggu ke 3 setiap bulan

14:00 Christian Youth Club
Lampirkan nama dan email anda untuk info lebih lanjut mengenai MRII Swiss